Jumat, 29 Oktober 2010

wisata di banjarnegara

Dieng
Dataran Tinggi Dieng (Dieng Plateu) terletak disebelah timur laut Kota Banjarnegara 55km, merupakan daerah tujuan wisata nomor 2 di Jawa Tengah setelah Borobudur.
Dataran Tinggi Dieng semula merupakan Gunung Berapi yang meletus dengan dahsyat, sekarang puncak gunung terlempar, tinggallah sekarang suatu dataran yang terletak di puncak gunung lebih dikenal dengan sebutan " DIENG PLATEU".dieng.gif

Ditengah-tengah dataran tinggi Dieng dahulu terdapat tempat pemujaan dan asrama pendidikan Hindu tertua di Indonesia. Sebagai bangunan suci tersebut sampai sekarang dapat kita saksikan dengan adanya candi beserta puing-puing bekas Vihara. Dari obyek yang dapat kita saksikan saat ini terdapat 8 buah candi yaitu :
1. Banowati
2. Puntodewa
3. Arjuna
4. Sembodro
5. Sri Kandi
6. Gatot Kaca
7. Bima

Aset wisata lainnya tersebar di dataran tinggi Dieng antralain :
Kawah Sikidang, Kawah Si Banteng, Kawah Sileri, Kawah Candradimuka, Telaga Balaikumbang, Telaga Medada, Telaga Siwi, Telaga Dringa, Telaga Sinila, Sumur Jala Tunda, Goa Jumut, Gangsiran Asmotoma.

Ada kenangan khas yang dibawa bila berkunjung ke Dieng antara lain :
Kacang Dieng, Carica, Kentang, Asparagus, Jamur Dieng dan Raamuan purwaceng sebagai penghangat badan.

Bagi masyarakat setempat, sebutan Dieng sering diterjemahkan sebagai Kahyangan atau tempat bersemanyamnya para Dewa. Memang obyek wisata pegunungan ini menjajikan pemandangan alam yang memukau. Hamparan hutan jati, kawah-kawah yang masih aktif, serta udara yang sejuk membuat kawasan obyek wisata berkesan damai dan tenang.

Dataran tinggi Dieng terletak tepat di perbatasan antara Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo. Wilayah terbesar Dataran Tinggi Dieng milik Kabupaten Banjarnegara. Merupakan dataran paling tinggi di Jawa yang terletak pada ketinggian 2.093 m di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata 150 C. Daya tarik wisata lain yang dapat dikunjungi misalnya kelompok Candi Hindu Pandawa, Telaga Warna dan Pengilon, Kawah Sikidang, Goa Semar, Mata Air Sungai Serayu, Proses Budidaya Jamur Merang, dll.

Secara geografis, Dataran Tinggi Dieng (Dieng Plateau) berada di dua wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya pada ketinggian sekitar 2,093 meter di atas permukaan air laut, dengan suhu siang hari antara 15 derajat Celcius dan 10 derajat Celcius pada malam hari.

Pada waktu musim kemarau, suhu dapat turun drastis di bawah titik nol derajat Celcius. Rendahnya suhu tersebut membekukan embun. Menurut petani Dieng, kristal-kristal embun yang sering disebut embun upas sangat tidak bersahabat. Tanaman kentang dan kubis mereka terancam jika embun ganas tersebut datang.
Luas Dataran Tinggi Dieng 619,846 hektar, dikelilingi gugusan gunung antara lain Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Gunung Perahu, Gunung Rogojembangan serta Gunung Bismo. Keindahan Dieng menawarkan suatu sensasi menarik. Percaya atau tidak, pengunjung yang datang dari arah Wonosobo dapat menyaksikan dua kali matahari terbit.

Matahari terbit Dieng diberi julukan sebagai Golden Sunrise, dengan matahari keemasan dan silver sunrise, dengan warna sinar matahari putih perak. Penampilan matahari terbit yang pertama, atau Golden Sunrise, dapat dilihat dari menara pandang pada ketinggian 1,700 meter di atas permukaan laut. Lokasi ini sebelum memasuki Desa Dieng. Sedang penampilan kedua, atau Silver Sunrise, dapat disaksikan dari kompleks Candi Hindu.

Candi Arjuna
candi_arjuna.jpgKelompok candi ini terdiri dari lima candi tersusun dalam dua deret, deret di sebelah timur terdiri dari empat bangunan candi yang semuanya menghadap ke barat candi Arjuna, candi Srikandi, candi Puntadewa dan candi Sembadra. Deret sebelah barat menghadap ke timur yaitu candi Semar yang berhadapan dengan candi Arjuna.

Masing-masing candi memiliki ciri khas dan keindahan tersendiri, dan dibangun tidak bersamaan dengan tujuan untuk bermeditasi.

Pada candi-candi ini selalu digambarkan dewa-dewa pendamping utama Siwa, kecuali pada candi yang istimewa yaitu candi Srikandi yang digambarkan pada relung-relung semu adalah dewa-dewa utama agama Hindu yaitu Brahma, Siwa dan Wisnu.

Candi Gatotkaca
Candi ini terletak di sebelah barat kelompok Candi Arjuna di kaki bukit Pangonan menghadap ke barat, dahulu kala di lokasi ini terdapat enam bangunan candi yaitu candi Gatutkaca, candi Sentyaki, candi Antareja, candi Nakula - Sadewa dan candi Nalagareng, karena proses alam hanya candi Gatutkaca yang mampu bertahan hingga saat ini.candi_gatot_kaca.jpg

Melihat dari segi arsitekturnya candi Gatutkaca dibangun setelah candi Srikandi, hal ini diketahui dari cara penempatan tangga kaki, jumlah relung, denah bangunan dan denah atap tingkatnya.

Candi Gatutkaca memiliki kala makara yang khas yaitu berupa wajah raksasa yang menyeringai tanpa rahang bawah.

Candi Bima
candi_bima.jpgCandi terletak di sebelah selatan candi Gatutkaca kurang lebih satu kilometer, dahulu diperkirakan terdapat beberapa candi namun karena proses alam, hanya candi Bima yang mampu bertahan, mempunyai tipe berbeda dengan candi-candi lain di Dieng dan diperkirakan dibangun setelah candi Srikandi.

Candi Bima menghadap ke timur dengan denah candi berbentuk palang, yang menarik dari candi ini adalah pada bagian atapnya yang sangat mirip bentuk shikara dan berbentuk seperti mangkuk yang ditangkupkan, selain itu pada bidang-bidang tingkatnya dihiasi dengan relung-relung yang melengkung dengan kepala tokoh dewa di dalamnya atau kudu.

Candi Dwarawati
Candi Dwarawati terletak paling timur di antara candi-candi di dataran tinggi Dieng, didirikan di bukit Perahu.candi_dwarawati.jpg

Di lokasi ini dahulu ada dua buah candi yaitu candi Dwarawati dan Parikesit, ketika ditemukan keduanya telah runtuh berserakan, dan diperbaiki pada tahun 1955 dan candi Dwarawati direstorasi pada tahun 1980, telah banyak dikunjungi wisatawan

Museum Purbakala

museum_purba.jpgTerletak di sebelah barat laut candi Gatutkaca dan berada di sebelah kanan jalan menuju candi Bima. Di dalam museum ini disimpan 100 buah temuan lepas yang berasal dari kompleks candi Dieng.

Temuan lepas berupa : arca, relief, komponen bangunan dan prasasti yang umumnya dari bahan batu andesit.
Koleksi arca yang disimpan di sana memiliki kekhasan tersendiri yaitu koleksi arca singa dengan berbagai bentuk dan ukuran, dalam salah satu Kibat India disebutkan tipe singa di sini termasuk Khummana Simha yaitu bersikap duduk dengan kedua kaki di depannya terangkat ke atas. Biasanya ditempatkan di kanan-kiri tangga masuk, arca dewa-dewa agama Hindu seperti Siwa, Durga, Agastya, Ganesha dan Nandi yaitu kendaraan Dewa Siwa yang digambarkan sebagai arca manusia berkepala lembu.
Mengendarai Nandi tidak seperti layaknya menunggang di lehernya.
Sampai sekarang belum diketahui secara pasti dari bagian mana temuan lepas itu berasal. Mengunjungi meseum ini dapat menambah pengetahuan tentang sejarah purbakala, dan peradaban dari nenek moyang kita masa lalu, juga dapat dimanfaatkan untuk penelitian.

Kawah Sikidang
Kawah ini adalah kawah vulkanik dengan lubang kepundan berada di daerah dataran sehingga kawah dapat disaksikan langsung dari bibir kawah. Sampai saat ini kawah Sikidang masih aktif mengeluarkan uap panas sehingga air kawah mendidih dan bergejolak.kawah_sikidang.jpg

Bau khas pegunungan berapi, kepulan asap putih selalu menghiasi penampilan kawah ini.
Uap panas yang keluar disertai semburan air yang mendidih berwarna kelabu selalu muncul berpindah-pindah dan berlompat-lompat dari satu tempat ke tempat lain seperti seekor Kidang, sehingga dinamai kawah Sikidang.

Kawah Sileri

kawah_sileri.jpgKawah terluas di kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng yang masih aktif, dengan permukaan airnya yang terus-menerus mengepulkan asap putih dan menunjukkan gejala vulkanis.

Kawah Sileri berwarna kelabu kental seperti leri, sehingga dinamakan kawah Sileri, lingkungan ini masih sangat alami dengan latar belakang pegunungan yang hijau.

Kawah Candradimuka
Kawah ini sebenarnya bukan kawah gunung berapi, tetapi merupakan pemunculan Solfatara dari rekahan tanah.kawah_candra.jpg

Terdapat dua lubang rekahan yang masih aktif mengeluarkan solfatara, yang satu mengeluarkan secara terus menerus yang lainnya secar berselang. Di kawah yang sangat atraktif ini terdapat sumber air yang mempunyai kekuatan magic sehingga banyak wisatawan yang berkunjung untuk memanfaatkannya.

Sumur Jalatunda
sumur_jalatunda.jpgSumur Jalatunda berasal dari kawah yang telah mati ribuan tahun yang lalu kemudian terisi air sehingga menyerupai sebuah sumur raksasa.

Sumur ini mempunyai garis tengah kurang lebih 90 meter dan kedalaman ratusan meter.
Ada kepercayaan penduduk setempat jika seseorang berhasil melemparkan batu menyeberangi sumur tersebut, maka segala keinginannya akan terlaksana. Bahkan air sumur Jalatunda mempunyai kekuatan magic sehingga banyak dimanfaatkan wisatawan.

Telaga Merdada
Telaga ini merupakan telaga terluas di Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng kurang lebih 25 Ha dengan kedalaman 2 – 10 meter.

telaga_merdada.jpgBerlatar belakang lereng-lereng bukit yang hijau, dan bedeng-bedeng jamur khas Dieng menambah keindahan pemandangan telaga ini. Untuk wisatawan disediakan sampan untuk disewa mengelilingi telaga dan fasilitas memancing ikan telaga yang jernih juga kesejukan alam dan indahnya bunga-bunga di sekitar telaga membuat btah wisatawan berlama-lama di telaga ini.

Taman Rekreasi Dan Marga Satwa Serulingmas
taman_rekreasi.jpgTRMS Serulingmas terletak di Kota Banjarnegara, daya tarik wisata yang ada di sana adalah berupa Taman Satwa, Kolam Renang, taman beramain anak-anak, Makam Keramat Ki Ageng Selomanik. Beberapa satwa yang ditangkarkan adalah Singa, Gajah, Harimau, Ular, Orang Utan, berbagai jenis burung, dan lain-lain.

Disediakan pula fasilitas wisata menunggang gajah keliling taman dengan dipandu seorang pawang. Ada kolam renang yang memadai, terdiri dari 3 bagian kolam untuk anak-anak dan orang dewasa, serta fasilitas mandi/bilas.
Makam Ki Ageng Selomanik yang merupakan keturunan Raja Mataram sering dikunjungi wisatawan yang percaya dengan kekeramatan Ki Ageng Selomanik.
Taman rekreasi ini dilintasi oleh aliran Sungai Serayu yang menambah keindahan pemandangan taman. Taman rekreasi ini sangat diminati oleh anak-anak dan remaja, pada hari-hari libur atau liburan sekolah taman rekeasi ini selalu padat pengunjungnya. Untuk memeriahkan suasana di panggung hiburan diadakan pentas kesenian daerah dan pentas musik yang dapat dinikmati wisatawan sambil duduk-duduk di bawah pohon rindang di arena bawah panggung.
Di taman ini pula dapat dinikmati minuman khas Banjarnegara, yaitu Dawet Ayu Banjarnegara, yang konon dapat membuat orang tambah ayu apabila suka meminumnya.

Waduk Mrica
Terletak arah barat ? 10 Km dari Kota Banjarnegara. Wisata air ini memanfaatkan Bendungan Panglima Besar Soedirman yang mempunyai fungsi utama sebagai Pembangkit Listrik (PLTA).

waduk_mrica.jpgBendungan yang mempunyai panjang ? 6,5 Km dan luas 1.250 Ha merupakan bendungan terbesar di Asia Tenggara dan mempunyai kapasitas tenaga listrik sebesar 184,5 MW. Wisata air yang ada di sana adalah berperahu/speedboat mengelilingi waduk, olah raga dayung, memancing dan naik kereta mini mengelilingi arena wisata.
Juga tersedia taman bermain untuk anak dan panggung hiburan. Lokasi ini sangat menarik karena berbukit-bukit dan rimbun oleh pepohonan serta pemandangan bendungan yang indah dan asri. Di dekat kompleks Wisata Mrica juga terdapta Padang Golf dengan 9 hole yang dilengkapi segala fasilitasnya.

Taman Rekreasi Anglir Mendung

anglir_mendung.jpgTerletak arah Utara 18 Km dari Kota Banjarnegara. Di daerah ini beriklim sejuk dan dikelilingi hutan lindung yang dapat dijadikan wisata alam berburu, cross country.

Fasilitas yang tersedia yaitu kolam renang yang jernih dengan mata air asli dari pegunungan, taman bermain anak-anak, penginapan remaja dan bumi perkemahan yang dapat menampung 200 tenda. Jalan menuju obyek wisata ini berkelok-kelok dengan pemandangan alam yang indah, berupa bukit, sawah, sungai dan hutan.

Arung Jeram Sungai Serayu
Wisata minat khusus arung jeram ini berada di Sungai Serayu Kabupaten Banjarnegara tepatnya dari Desa Tunggoro ke Desa Singomerto, Kecamatan Sigaluh dengan panjang route tempuh 12 Km.

arumjeram.jpgFasilitas akomodasi dan cinderamata khas desa ini tersedia di sepanjang jalan raya, dan Sungai Serayu ini mengalir berdekatan dengan jalan raya Tunggoro – Singomerto.
Arung jeram ini dinilai sangat baik oleh para atlet Arung Jeram Nasional sehingga pada tahun 1997 di lokasi ini dijadikan sebagai lokasi Kejurnas I Arung Jeram.